Giant Step
Nama Giant Step memang tidak sefenomenal dan melegenda seperti halnya The Rollies atau God Bless. Meski demikian, grup era 1970-an asal Kota Bandung ini bisa dikatakan sebagai satu-satunya band rock Indonesia pada masa itu yang paling tidak suka membawakan lagu-lagu orang lain atau grup lain.
Dengan kata lain, Giant Step merupakan band rock yang berani "melawan arus" pada masa itu. Ketika band-band rock pribumi lain gemar membawakan lagu-lagu karya The Beatles, Rolling Stones, Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, atau Grand Funk Railroad, Giant Step justru lebih bangga membawakan lagu-lagu karya mereka sendiri.
Mereka juga termasuk band rock yang lumayan produktif. Setidaknya ada tujuh album yang dihasilkan dalam kurun waktu 1975-1985. Tentu bukan hanya itu, Giant Step pun termasuk dari sedikit band rock pribumi yang berkiblat pada jenis musik progresif yang pada masa itu lebih sering disebut sebagai art rock, seperti yang diusung grup-grup Inggris macam King Crimson, Jethro Tull, Pink Floyd, Gentle Giant, Yes, Genesis, dan ELP (Emerson, Lake, and Palmer). Benny Soebardja dan Albert Warnerin adalah dua orang yang membidani kelahiran Giant Step pada awal 1970-an di Bandung, kota yang sering dijuluki sebagai gudangnya para seniman musik yang kreatif.
Nama Giant Step memang tidak sefenomenal dan melegenda seperti halnya The Rollies atau God Bless. Meski demikian, grup era 1970-an asal Kota Bandung ini bisa dikatakan sebagai satu-satunya band rock Indonesia pada masa itu yang paling tidak suka membawakan lagu-lagu orang lain atau grup lain.
Dengan kata lain, Giant Step merupakan band rock yang berani "melawan arus" pada masa itu. Ketika band-band rock pribumi lain gemar membawakan lagu-lagu karya The Beatles, Rolling Stones, Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, atau Grand Funk Railroad, Giant Step justru lebih bangga membawakan lagu-lagu karya mereka sendiri.
Mereka juga termasuk band rock yang lumayan produktif. Setidaknya ada tujuh album yang dihasilkan dalam kurun waktu 1975-1985. Tentu bukan hanya itu, Giant Step pun termasuk dari sedikit band rock pribumi yang berkiblat pada jenis musik progresif yang pada masa itu lebih sering disebut sebagai art rock, seperti yang diusung grup-grup Inggris macam King Crimson, Jethro Tull, Pink Floyd, Gentle Giant, Yes, Genesis, dan ELP (Emerson, Lake, and Palmer). Benny Soebardja dan Albert Warnerin adalah dua orang yang membidani kelahiran Giant Step pada awal 1970-an di Bandung, kota yang sering dijuluki sebagai gudangnya para seniman musik yang kreatif.
Para personelnya terdiri dari ;
- Bangun Sugito (vokal)
- Uce F. Tekol (bas)
- Jimmy Manoppo (drum)
- Benny Likumahuwa (trombon)
- Delly Joko Arifin (keyboards/vokal)
- Bonny Nurdaya (gitar)
- Teungku Zulian Iskandar (saksofon).
2. God Bless
God Bless adalah grup musik rock yang telah menjadi legenda di Indonesia. Dasawarsa 1970-an
bisa dianggap sebagai tahun-tahun kejayaan mereka. Salah satu bukti
nama besar mereka adalah sewaktu God Bless dipilih sebagai pembuka
konser grup musik rock legendaris dunia, Deep Purple di Jakarta (1975).
Anggota-anggota band tersebut :
- Yockie Soerjoprajogo - Keyboard , Piano , Synth
- Soman Lubis - Keyboard , Piano , Synth
- Fuad Hassan - Drum
- Ludwig Le Mans - Guitar
- Teddy Sujaya - Drum
- Eet Sjahranie - Guitar
- Gilang Ramadhan - Drum
3. AKA
Di antara band era tahun 70-an lainnya, AKA memiliki aksi panggung yang unik, aneh dan menghibur. Penampilan sang vokalis, Ucok Harahap
selalu membuat penonton terhibur sekaligus ketakutan. Dia pernah masuk
dalam peti mati dan ditusuk pedang, naik di atap rumah, melompati
tembok, dicambuki oleh algojo saat bernyanyi dan masih banyak lagi.
Hingga kini belum ada yang menyamai kegilaan aksi panggung AKA. Namun terlepas dari aksi kontroversai yang mendongkrak namanya, musik band asal Surabaya ini juga tak kalah bagusnya. Terinspirasi oleh Grand Funk Railroad, Jimi Hendrix band ini menciptakan karya yang beda termasuk dandanannya yang sama persis dan nyentrik. Nilai plus adalah kemampuan Ucok dalam menyanyikan lirik bahasa Inggris yang fasih dan pelafalan yang sempurna.
Namun ada juga yang tak suka dengan penampilan mereka yang dianggap terlalu berlebihan, AKA pernah dilempari di Tasikmalaya dan Jogja lantaran aksi panggungnya tidak disukai. band ini ternyata juga memiliki massa di luar negeri dan single Crazy Joe sempat berada di top chart Australia lantaran digemari oleh anak muidanya.
Hingga kini belum ada yang menyamai kegilaan aksi panggung AKA. Namun terlepas dari aksi kontroversai yang mendongkrak namanya, musik band asal Surabaya ini juga tak kalah bagusnya. Terinspirasi oleh Grand Funk Railroad, Jimi Hendrix band ini menciptakan karya yang beda termasuk dandanannya yang sama persis dan nyentrik. Nilai plus adalah kemampuan Ucok dalam menyanyikan lirik bahasa Inggris yang fasih dan pelafalan yang sempurna.
Namun ada juga yang tak suka dengan penampilan mereka yang dianggap terlalu berlebihan, AKA pernah dilempari di Tasikmalaya dan Jogja lantaran aksi panggungnya tidak disukai. band ini ternyata juga memiliki massa di luar negeri dan single Crazy Joe sempat berada di top chart Australia lantaran digemari oleh anak muidanya.
Anggota-anggota band tersebut :
- Ucok Harahap (keyboard/vokal utama)
- Syech Abidin (drum/vokal)
- Soenata Tanjung (guitar utama/vokal)
- Harris Sormin (guitar/vocal)
- Peter Wass (bass).
4. The Rollies
The Rollies adalah sebuah grup musik pop soul funk asal Indonesia yang dibentuk di Bandung pada tahun 1967 dan sempat populer di era 60-an sampai dengan awal 80-an. Para personilnya antara lain terdiri dari Bangun Sugito (vokal), Uce F.Tekol (bass), Jimmy Manoppo (drum), Didit Maruto, Marwan, Delly Joko Arifin (keyboards/vokal), dan Teungku Zulian Iskandar (saksofon). Selain itu mantan personilnnya antara lain adalah Deddy Stanzah, Benny Likumahuwa (trombon) dan Bonny Nurdaya (gitar)
5. Shark Move
Benny Soebardja (vokal, gitar) dan Soman Loebis (keyboard) kemudian
mengibarkan Sharkmove, sedangkan personel The Peels lainnya meninggalkan
dunia musik. Selain Benny Soebardja dan Soman Loebis personel Sharkmove
adalah “Bhagu Ramchand” (vokal), “Sammy Zakaria” (drum) dan “Janto
Diablo” (bass). Setahun kemudian (1970)
direlease album perdana “Ghede Chokras”. Corak musik Sharkmove adalah
musik rock dengan sentuhan progressive yang kental. Warna musik
progressive sangat kentara di lagu “My Life”. Lagu berdurasi 9 menit ini
kaya dengan chord-chord yang menawan. Dibuka dengan petikan gitar dan
bass dengan sentuhan yang penuh magis, menyusul kemudian suara flute mengalun penuh emosi berbarengan dengan masuknya vokal Benny Soebardja yang jernih disusul drum dengan tempo sedang dibarengi suara keyboard
yang liar. Tempo lagu perlahan-lahan meninggi dan musik pun semakin
keras sampai pertengahan lagu dan kembali menjadi mid tempo pada akhir
lagu sampai selesai. Lagu My Life tidak saja lagu terbaik di album
Sharkmove Ghede Chokras, tetapi juga salah satu lagu rock Indonesia
terbaik hingga saat ini
6. Gang of Harry Roesli
Saat membentuk kelompok musik Gang of Harry Roesli bersama Albert Warnerin, Indra Rivai dan Iwan A Rachman. Lima tahun kemudian (1975) kelompok musik ini bubar.
7. Bentoel
Band Bentoel terdiri atas Ian Antono (gitar sebelumnya drum), Teddy
Sujaya (drum), Wanto (flute), Bambang MG (bass), Mickey Michael
Merkelbach (vokal), dan Yanto(keyboard).Yang disebut terakhir adalah
abang kandung Ian Antono. Band Bentoel ini memainkan musik pop hingga
hard rock. Jika di atas pentas Band Bentoel lebih banyak memainkan
repertoar rock mulai dari Traffic hingga The Rolling Stones. Tetapi
anehnya, Band Bentoel bisa berubah santun ketika menjadi pengiring
Emillia Contessa dan Anna Mantovani juga dalam rekaman. Group Band
Bentoel saat itu merupakan salah satu group yang tergolong hebat untuk
ukuran Indonesia dan banyak show telah mereka lakukan dan yang lebih
mengangkat nama group ini adalah penampilan vokalisnya Micky Michael
Merkelbach yang seringkali berlaku aneh yang berbau horor dan sadis,
gaya panggungnya mirip seperti Mick Jagger sangat urakan atau berlaku
seperti Ozzy Osbourne. Bentoel Band adalah group rock yang paling
populer di kota Malang. Pada 1971-1973 mereka group musik yang sangat
aktif melakukan tour ke berbagai kota di Indonesia. Pada akhir Agustus
'73 di Gelora Saparua, Bandung, Band Bentoel (malahan saat itu, Ian
Antono masih sebagai 'drummer' group rock asal Malang tersebut sebelum
bergabung dengan God Bless pada tahun 1975) sempat tampil bersama group
God Bless dan The Philosophy Gang of Harry Roesli
enjoy it.. setiap legenda hidup yg menghiasi hidup kita.. selalu kenang dan hargai karya mereka :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar